Jumat, 12 Desember 2014



MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR
Disusun oleh:
Ulva Rusi Haryanti
1A214934
1EA48
EKONOMI-S1 MANAJEMEN







TEMA: BUDAYA DAN AGAMA
JUDUL: KAUM WANITA DALAM PANDANGAN ISLAM DAN WANITA DI DUNIA
Sesungguhnya kedudukan wanita dalam pandangan terdahulu (sebelum Islam) sangatlah rendah dan hina. Mereka dianggap sebagai manusia yang tidak memiliki hak,jiwa,kemerdekaan dan kemuliaan. Umat-umat tersebut menganggap bahwa wanita adalah sumber segala malampetaka dan bencana dunia.Wanita menurut bahasa adalah perempuan dewasa yang telah mengalami perubahan sikap dan psikologis.wanita juga itu indentik dengan sosok yang bersahaja,dewasa dan cantik. Wanita juga memiliki perasaan yang sensitif yang berhungan dengan adanya kejadian-kejadian yang mengharukan yang akan membuat wanita tersebut akan mengalami kesedihan.sebelumnya saya ingin menjelaskan tentang perbedaan wanita islam dan wanita non islam, wanita islam adalah wanita dia diharus menutup seluruh tubunya dari atas kepala hingga kaki kecuali telapak tangan dan wajah. Wanita muslim harus menggunakan hijab atau kerudung setelah dia Akil baligh atau disebut juga usia seseorang pada tahap kedewasaan. Akil baligh akan ditandai dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya. Sedangkan wanita non muslim mereka tidak dianjurkan untuk mengenakan hijab, wanita non muslim tidak memiliki syarat-syarat seperti agama islam yang menganjurkan bagi setiap wanitanya untuk menutupi seluruh auratnya wanita non muslim senantiasa memperlihatkan seluruh auratnya dan itu yang membedakan wanita muslim dan wanita non muslim.

  
Keep Smile for Mom Halaman 34-44 dan Panduan Wanita Shalihah Halaman 3-16
Kehidupan wanita di Barat
Sangat memperhatinkan melihat kondisi wanita-wanita di negeri barat, ketika para wanita berontak menuntut kemerdekaan dan kesamaan gender. Tak ada tempat untuk laki-laki yang ingin merendahkan hak seorang wanita, karena pada ssat ini wanita pun bisa dan bahkan menyaingi para laki-laki. Wanita sudah bisa hidup mandiri dalam segala hal, jika seorang wanita mempunyai pendidikan tinggi, memliki jabatan yang tidak kalah tinggi dari seorang laki-laki segala hal bisa dilakukan oleh wanita maupun laki-laki. Sepintas kondisi wanita barat tersebut merupakan kemenangan dan hak  bagi kaum wanita tetapi hal tersebut ternyata adalah sebuah bencana terbesar bagi seorang wanita, bahkan juga bagi dunia ini. Wanita Barat menuntut kesamaan gender dengan seorang laki-laki bahkan ingin ingin melakukan yang seharusnya dilakukan oleh seorang laki-laki untuk mencari nafkah untuk dirinya, mendapatkan kebebasan,melepaskan jilbab, menanggalkan rasa malu,melupakan tanggung jawabnya di rumah tangga, dan sibuk meniti karier. Namun sebenarnya dia sedang mengalami kehancuran pada dirinya sendiri. Kehancuran tersebut terjadi karena mereka tidak lagi bisa menjalani hidupnya sebagai seorang wanita dan wanita tersebut telah kehilangan jati dirinya sehingga abimisi dari mereka telah tercapai dan wanita tersebut berfikir tidak merasa memerlukan sosok seorang laki-laki. Wanita-wanita seperti ini telah melawan kodratnya tuhan, mereka telah melupakan peranan wanita yang sebenarnya karena wanita-wanita inilah dunia ini mendapatkan bencana besar. Kemandirian dan kebebasan yang mereka sudah dapatkan tidak lagi membuat mereka  sempat untuk menghabiskan waktunya di dalam rumah. Hal ini dapat memicu perpecahan bagi suami dan istri yang tidak bisa meluangkan waktunya untuk mendidik anak-anak mereka  dan anak-anak mereka akan tumbuh di lingkungan yang tidak terkontol dan akan menyebabkan anak tersebut mencari kesenangan di luar rumah yang dapat mengakibatkan mereka menjadi anak-anak yang kurang perhatian. Ini yang akan mengakibatkan anak-anak menjadikan lingkungan  luar sebagai media untuk mencari perhatian karena anak-anak ini tidak mendapatkan perhatian di dalam rumah karena kedua orangnya sibuk dengan urusannya mereka masing-masing dan kadang jika seorang suami merasa tidak dilayani oleh oleh istrinya mereka pun akan mencari kesenangan diluar rumah dengan cara berselingkuh, wanita juga akan berfikiran yang sama ketika mereka tidak mendapatkan kepuasan di dalam rumah mereka juga akan melakukan hal yang sama yang dilakukan oleh suaminya. Dan dengan adanya kejadian seperti ini perzinaan marak dimana-mana dan dapat memberikan dampak yang kurang baik  bagi kehidupan di dunia dan terutama bagi anak-anak mereka. Itulah bencana besar yang saat ini sedang terjadi bahkan, yang sangat Menyedihkan , bangsa timur pun sudah banyak meniru  gaya hidup mereka wanita barat. Para wanita telah meninggalkan kebudayaan timur dan hijab telah terganti denga pakaian seksi yang mengumbar aurat yang dapat mengundang hawa nafsu para kaum laki-laki.

Wanita pada Masa Jahiliyah
Pandangan bangsa Arab pada masa jahiliyah tentang seorang wanita adalah wanita itu diibaratkan barang atau budak. Pada masa jahiliyah, wanita tidak memiliki hak dan tidak mewarisi bahkan wanita pun dianggap sebagai aib dan kehinaan bahkan sampai dizaman modern seperti saat ini masih ada beberapa  bangsa arab yang kembali pada tradisi zaman jahiliyah, mereka menganggap wanita sebagai aib sehingga seorang wanita tidak mendapatkan hak-hak dalam masalah warisan. Kekejaman orang-orang jahiliyah terhadap kaum wanita belum berhenti sampai disini, mereka juga tidak membiarkan kaum wanita untuk hidup. Jika seorang istri melahirkan anak perempuan,sang suami akan langsung mengambil, m,embuat galian lubang,lalu menguburnya hidup-hidup. Banyak dari kalangan isteri yang takut akan perlakuan kejam seperti ini sehingga mereka terlebih dahulu membuat galian lubang jika dia melahirkan anak perempuan dan bahkan ada yang sesudah melahirkan akan perempuan wanita tersebut langsung mencekik bayinya. Perlakuan buruk lainnya kaum jahiliyah terhadap kaum wanita adalah dijadikannya budak-budak wanita mereka untuk melacur sehingga mereka dapat menerima keuntungan dari pelacuran tersebut. Inilah kondisi kaum wanita di masa jahiliyah, keadaan mereka tidak lebih dari makhluk tanpa harga diri yang kehilangan hak dan kepemilikannya.

Wanita dalam Pandangan Bangsa dan Agama Lain
Wanita di Mata Peradaban Yunani
Dalam pandangan Yunani, wanita sangat dilecehkan dan dihina.Orang Yunani menganggap baahwa wanita adalah  najis dan kotoran dari hasil perbuatan setan. Di mata mereka wanita sangat dilecehkan wanita ibarat barang dagangan yang bisa diperjualbelikan di pasar-pasar. Wanita boleh dirampas haknya, tidak perlu mendapatkan warisan dan tidak berhak menggunakan hartanya.

Wanita di Mata Peradaban Romawi
Sangat memprihatinkan jika mendengar apa yang terjadi pada seorang wanita di Romawi sebelum datangnya Islam. Pada saat itu, dimana kaum wanita mendapatkan siksaan yang begitu kejam. Mulai disiram dengan minyak panas, diikat di tiang, sampai diikatkan di buntut kuda dan kemudian kuda berlari sekencang-kencangnya sampai mati.

Wanita di Mata Peradaban Cina
Berbeda dengan orang Romawi, di Cina seorang wanita diibaratkan seperti pembawa penyakit yang bisa menghapuskan kebahagiaan dan harta. Seorang wanita bisa dapat diperjualbelikan seorang kebangsaan cina boleh menjual istrinya sebagaimana dia menjual budak dan apabila wanita tersebut menjadi seorang janda, dia seperti barang warisan yang boleh dimiliki keluarga mendiang dari suaminya bahkan juga seorang suami berhak mengubur istrinya hidup-hidup.

Wanita di Mata Agama Hindu
Wanita dimata orang-orang Hindu adalah  seorang yag tidak memiliki hak setelah suaminya meninggal dunia. Jika suaminya meninggal, dia tidak berhak hidup dia harus mati atau ikut membakarkan dirinya dalam keadaan hidup-hidup bersama suaminya.

Wanita di Mata Peradaban Persia
Aturan untuk menjaga kehormatan wanita di Persia pada saat itu tidak ada sehingga laki-laki boleh saja menikahi ibunya sendiri, saudara kandung perempuannya,bibi,keponakan,dan semua mahramnya.ketika seorang wanita menjalani datang bulan, mereka akan diasingkan ketempat yang jauh dan tidak boleh menemui siapa pun kecuali petugas yang ditugaskan. Lebih-lebih jika wanita itu berada dibawah kekuasaan sang suami, maka nasibnya berada di tangan laki-laki tersebut. Suami berhak membunuhnya atau membiarkan wanita tersebut hidup.

Wanita di Mata Peradaban Yahudi
Orang-orang Yahudi menganggap wanita seperti barang warisan yang dapat diwariskan kepada keluarganya jika sang suami telah meninggal. Mereka menempatkan wanita sebagai pelayan, sang ayah bisa menjualnya, dalam hal ini wanita tidak memiliki pilihan. Wanita tidak bisa mewarisi apapun, kecuali jika sang ayah tidak memiliki anak laki-laki. Orang-orang Yahudi menganggap wanita sebagai laknat dan kutukan, karena wanitalah yang telah menyesatkan Adam a.s. Mereka menganggap wanita yang sedang datang bulan sebagai wanita yang najis, sehingga tidak boleh duduk dan makan bersama, sampai mereka suci. Bahkan orang lain tidak boleh menyentuh apa yang mereka sentuh, karena khawatir akan terkena najisnya.

Wanita di Mata Peradaban Nashrani
Orang Nashrani memiliki persamaan dengan orang Yahudi di dalam menempatkan kedudukan seorang wanita. Mereka juga menganggap wanita sebagai pangkal kejahatan, kesalahan,dan dosa. Mereka menganggap wanita itu najis, khususnya pada saat datang bulan. Dan lebih jahatnya lagi adalah bahwa wanita hanyalah sebagai pemuas nafsu lelaki, tidak lebih dari itu. Wanitalah yang menyebabkan timbulnya bencana, kerusakan dan kejahatan di muka bumi ini. Wanitalah yang pertama kalinya yang menyesatkan Adam sehingga memakan buah larangan   ( buah khuldi adalah buah yang dilarang oleh Allah SWT untuk  dimakan  oleh  nabi Adam dan Isterinya ketika berada di dalam surga).

Wanita di Mata Feminisme
Feminisme adalah pmikiran yang menuntut adanya kesetaraan wanita dengan laki-laki mereka menganggap bahwa wanita adalah kaum teerjajah yang haknya terbatasi sehingga tidak bisa berkaya layaknya laki-laki.

Wanita di Mata Orang India
Bagi bangsa India, dalam aturan Manu, wanita hanyalah pelayan bagi suami dan ayahnya. Wanita tidak memiliki kebebasan untuk memiliki dan menggunakan hartanya, sebab semua yang dimiliki dikembalikan kepada suami,ayah, atau anak laki-lakinya. Jika suaminya meninggal, ia akan dibakar hidup-hidup an di kubur bersama suaminya. Kejahatan ini terus berlanjut hinnga masuknya penjajahan Britania ke India. Mulai saat itu ditetapkan undang-undang yang melarang membakar wanita hidup-hidup. Namun demikian, masih saja ada yang melakukan pembakaran sperti itu sampai abad dua puluh ini.


Dalam aturan undang-undang Hammurabi, wanita dianggap tidak lebih dari seekor binatang. Ia tidak mempunyai hak untuk memiliki sesuatu dan untuk menggunakan hartanya. Jika ada seorang keluarga yang mempunyai seorang puteri, maka ia harus menyerahkan puterinya untuk dibunuh atau diperlakukan sesukannya.

Pandangan Tentang  Wanita Setelah Datangnya Islam
Islam begitu sangat menjunjung tinggi hak dan kewajiban wanita. Islam juga memberikan kemuliaan tak terhingga kepada kaum wanita. Wanita dalam islam tidak seperti wabah penyakit bukan juga barang barang dagangan dia adalah manusia yang tidak perlu lagi diperdebatkan statusnya bahkan di Al-Qur’an pun tidak membeda-bedakan antara pria dan wanita, maka tidak pelu lagi mengubur bayi perempuan hidup-hidup. Islam juga menghitung dengan terperinci warisan untuk wanita yang jumlahnya sudah diatur dan diperhitungkan secara adil. Islam juga membawa kemuliaan bagi seorang wanita, karena wanita tidak bisa diibaratkan sebagai barang pusaka yang bisa diwariskan dia juga tidak bisa disejajarkan seperti hewan peliharaan yang bisa diambil dan dibuang begitu saja. Islam telah membawa wanita kepada fitrahnya atau yang semestinya. Islam tidak membedakan wanita dengan laki-laki,kecuali pada hal kodrati yang tujuannya adalah untuk menjaga kemuliaan wanita itu sendiri. Pada dasarnya wanita dan laki-laki memliki tanggung jawab yang sama di dunia yaitu bertanggung jawab atas dirinya sendiri juga bertanggung jawab atas lingkungannya.

Hak-hak Kaum Wanita dalam Islam
1.      Hak Wanita Sebagai Seorang Anak
Sebagai seorang anak, wanita memiliki hak penuh untuk memperoleh pendidikan dan pengasuhan yang sempurna. Orang tua berkewajiban untuk mengasuhnya hingga anak tersebut menikah. Dengan menikahnya seorang wanita, maka tugas untuk mendidik diserahkan kepada suaminya. Sejak kecil seorang wanita berhak dan wajib untuk mendaptkan hak penyusuan selama dua tahun. Dalam hal warisan seorang anak perempuan mendapatkan hak warisnya secara penuh sebagaimana wanita dewasa. Dalam hal kasih sayang orang tua kepada anaknya, tidak boleh mereka membeda-bedakan antara kasih sayang kepada wanita dan laki-laki. Juga dalam hal berpakaian dan tempat tinggal, seorang anak wanita mendapatkan hak penuh untuk memilikinya. Bahkan seorang ayah pun harus menempatkan anak wanitanya pada tempat yang khusus ( sebagai penghormatan) kepada mereka jika mereka mencapai usia baligh.
2.      Hak Wanita Sebagai Seorang Ibu
Islam telah menduduki wanita sebagai manusia yang paling mulia dalam status mereka sebagai seorang ibu. Rasululah SAW menggambarkan bahwa surga terletak pada telapak kaki ibu. Islam memerintahkan agar seorang anak selalu mendahulukan perintah ibunya diatas perintah lainnya. Jika suatu ketika berbenturan antara perintah ayah dan ibu, maka perintah ibulah yang harus diutamakan untuk ditaati. Dalam konsep islam berbakti kepada kedua orang tua tidak hanya ketika mereka masih hidup, ketika mereka sudah meninggal dunia seorang anak diharuskan untuk tetap berbakti kepada kedua orang tuanya. Dalam hal mendahulukan kepentingan ibunya, seorang anak menunda kewajibannya kepada Allah (semisalkan shalat), jika pada saat yang bersamaan ibunya memerintahkan atau menyuruhnya untuk suatu hal yang dianggap penting.  Walhasil bahwa kedudukan seorang ibu di dalam islam memiliki kedudukan yang tinggi dan mulia, ia tidak dapat dikalahkan oleh seorang istri atau anak. Seorang anak tetap diharuskan untuk berbakti kepada ibunya meskipun ibunya adalah seorang yang Musyrik, selama mereka tidak  memerintahkan untuk berbuat durhaka kepada Allah SWT.







  
KESIMPULAN
Setiap agama dan negara memiliki pandangan tentang arti wanita yang berbeda-beda. Tetapi pada kenyataannya islam yang memberikan pengetahuan tentang artinya wanita yang sebenarnya dalam agama islam mereka sangat menjujung tinggi derajat dari kaum wanita karena wanita adalah seseorang  yang harus dijaga bukan untuk diperjualbelikan sebagai budak. Wanita juga merupakan aset yang memberikan keuntungan  di masa depan dimana dia bisa melahirkan generasi baru untuk dunia agar mereka nantinya dapat memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan.